PENERAPAN ETIKA
PROFESI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH YANG DIHADAPI SISWA
Sebagai
guru mata pelajaran, tidak hanya memiliki kewajiban mengajar materi dan
mengevaluasinya. Siswa yang memiliki latar belakang keluarga yang beragam dapat
menimbulkan permasalahan pribadi yang harus dihadapkan pada guru bersangkutan.
Ekses dari masalah pribadi tersebut akan terbawa dalam respon siswa dalam
pembelajaran di kelas. Respon yang tidak produktif akan mengganggu proses
pembelajaran. Hal ini menuntut guru menjalankan etika profesinya sebagai pihak
yang dapat membantu siswa menyelesaikan masalahnya sehingga siswa bisa
mengikuti pelajaran dengan baik.
Dalam
melayani siswa guru harus menghargai hak yang sama dimiliki oleh siswa. Dengan
begitu jika guru bisa mengetahui masing-masing pribadi siswa, guru dapat
memastikan bahwa masing-masing siswa yang diajarnya dapat menerima pelajaran
yang dia berikan. Persamaan hak dalam belajar ini harus ditunjukkan oleh guru
dengan memperhatikan bagaimana siswa merespon dalam pembelajaran di kelas.
Mereka adalah siswa yang sama-sama ingin belajar, tetapi jika menemukan siswa
memberikan respo tidak produktif guru harus segera mengatasinya, karena hal itu
akan membuat siswa yang bersangkutan tidak dapat menerima pelajaran, dan teman
lainnya yang merasa terganggu juga tidak dapat menerima pelajaran dengan baik.
Seringkali, guru hanya bertindak instan hanya dengan menghukum atau memarahi
siswa yang ‘ramai’ misalnya, tetapi tidak ditelusuri penyebab ramainya siswa.
Pemahaman guru atas persamaan hak siswa dapat dijadikan pedoman dalam
memberikan pelayanan pendidikan kepada mereka.
Kompetensi
profesional guru dapat terlihat ketika dia menangani masalah yang timbul dalam
kelas. Dalam menyelesaikan masalah, guru yang memiliki kompetensi profesional
akan menyelesaikan masalah tersebut tidak sekedar dengan emosi, tetapi dia
memperhatikan kaidah penyelesaian masalah yang ada. Kompetensi yang dipupuk
mulai ketika guru tersebut menjadi mahasiswa dan diperbanyak dengan pengalaman
di lapangan seharusnya bisa menjadi modal dasar guru dalam menerapkan kebijakan
di dalam kelasnya. Karena sejak seseorang memposisikan dirinya sebagai guru,
dia berarti secara sadar dan dengan pengetahuan edagogiknya menerima tanggung
jawab sebagai pendidik dan pengajar. Tindakan yang dia lakukan didasarkan pengetahuan
yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga penyelesaian masalah dapat dijadikan
pedoman oleh guru lainnya dengan adaptasi yang disesuaikan dengan kondisi
lingkungan. Oleh karena itu, pencatatan ilmiah dalam menyelesaikan masalah
dalam kelas dibutuhkan sehingga akan memberikan wacana ilmiah bagi guru
lainnya.
Kejujuran
dan integritas guru dalam profesinya akan diuji selama dia mengajar. Hal
tersebut menuntut guru untuk bisa akurat dalam presentasinya sesuai dengan
kualifikasi profesional seorang guru. Guru harus memiliki tanggung jawab
menjalankan janji profesinya. Dengan menjalankan profesi sesuia dengan
kualifikasi, kompetensi dan tugasnya; bekerja penuh dengan guru lainnya untuk
memenuhi kebutuhan siswa akan pendidikan dan pengajaran yang mulia akan
memberikan efektifitas dalam melaksanakan tugas profesinya.
Selain
mengajar guru juga memiliki kewajiban dalam mempromosikan hidup sehat di
sekolah, keluarga dan lingkungan. Dengan adanya tuntutan ini, tidak selayaknya
guru mencotohkan hidup tidak sehat ketika di sekolah. Bagaimana bisa sekolah
menerapkan larangan bagi siswa untuk merokok jika gurunya dengan bebas merokok
di sekolah. Aturan yang ada, harus juga dijalankan oleh guru. Penerapan aturan
memakai helm ketika berkendaraan bermotor harus dijalankan guru untuk
memberikan contoh yang baik kepada siswa dalam mentaati aturan negara. Guru
yang memonitor dirinya sendiri setiap saat akan membuat dirinya disegani oleh
siswa baik di dalam kelas atau di luar kelas. Dengan begitu siswa akan respect
ketika guru menerapkan aturan kepada siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar